Tinkerbell Glitter

Senin, 18 April 2011

Surat dari Surga

                                                                           Surat dari Surga
                                                                        by : Andita Dwi Aprilia

            Di bagian Selatan Negara Korea, tepatnya di Kota Cheongju, ada seorang gadis bernama Seohyun. Dia mempunyai seorang sahabat bernama Minho. Seohyun dan Minho tinggal di kota berbeda, -Seohyun tinggal di kota Cheongju dan Minho tinggal di Kota Mapo-gu, Seoul- maka dari itu, agar tali persahabatan mereka tidak terputus mereka saling berkirim surat.
‘hem.. hari ini adalah tepat setahun setelah kepindahan Minho dari Kota ini. Aku sangat rindu padanya dan tentu juga dengan Taeyeon-eonnie –noona dari Minho-’ ujar Seohyun.
            Setelah berpikir dan mempertimbangkannya berulang kali, akhirnya Seohyun memutuskan untuk berlibur ke Kota Mapo-gu saat liburan nanti untuk bertemu keluarga Minho. Seohyun pun meminta izin kepada Umma dan Appanya-ibu dan ayahnya-. Dan mereka pun mengizinkan Seohyun untuk pergi berlibur ke Kota Mapo-gu saat liburan nanti.
            Keesokan harinya, Seohyun menemukan sebuah surat di depan pintu rumahnya.
‘hmm darimana datangnya surat ini? Mana Pak Posnya? Kenapa tidak dimasukkan kedalam kotak surat saja? Ah biarlah’pikir Seohyun.
            Setelah mengambil surat tersebut, ia pun segera masuk ke kamarnya untuk membaca surat tersebut. Ia sangat kegirangan saat melihat nama pengirimnya, yaitu Minho. Dengan perlahan ia pun membuka amplop dan membaca surat tersebut...
Halo Seohyun ! Bagaimana kabarmu dan keluargamu? Aku harap baik-baik saja. Tak terasa, kemarin adalah tepat setahun aku pindah ke Kota Mapo-gu dan sudah  setahun pula kita saling berkirim surat. Ah, rasanya aku sangat rindu pada semuanya, Yuri-umma, Leeteuk-appa, Sulli , Yoona-eonnie, Dognhae-hyung, Kota Cheongju, Pantai Gwanggali, Kedai Samkyeobsal, masakan Yuri-umma, semua kenangan yang pernah terjadi selama aku masih berada disana, dan terutama kau, Seohyun. Bagaimana denganmu? Ah aku tahu, kau sangat meridukanku bukan? Hahaha. Liburan sebentar lagi, kemana kau akan pergi berlibur? Aku harap kau akan datang kesini dan kita dapat bertemu kembali…’ belum sempat ia membaca akhir dari surat tersebut, Sulli memanggilnya dari bawah untuk mengajak makan malam. Akhirnya ia pun meletakan surat itu diatas mejanya dan keluar dari kamarnya untuk makan malam.
            Disana sudah ada umma, appa, Sulli, Yoona-onnie, dan Donghae-oppa. Sepertinya ia sedikit terlambat untuk makan malam bersama. Ia pun bergabung dengan yang lain. Saat sedang asyik mengunyah makanan sambil mengingat kembali kata-kata yang terdapat dalam surat yang telah ia baca tadi, tiba-tiba ia tertegun dan mengulang kembali kalimat ‘Tak terasa, kemarin adalah tepat setahun aku pindah ke Kota Mapo-gu dan sudah setahun pula kita saling berkirim surat’. Bagaimana bisa Minho tepat menuliskan ‘kemarin’, dan memang kemarinlah tepat setahun Minho pindah? Ah mungkin ini hanya kebetulan saja, pikirnya.
            Malamnya Seohyun membantu Sulli untuk persiapan kelulusan. Setelah Sulli selesai belajar, Seohyun pun pergi ke kamarnya untuk membalas surat dari Minho..
‘Halo Minho! Ya, kami disini baik-baik saja. Bagaimana dengan kabarmu juga Teyeon-eonnie? Ya, tentu kau sudah tahu apa jawabnya, aku sangat merindukanmu hahaha. Baiklah, sepertinya liburan nanti aku akan ke Kota Mapo-gu. Umma dan Appa sudah mengizinkanku untuk berlibur disana. Sampaikan salamku pada Teyeon-eonnie, Sooyoung-umma dan Siwon-appa ya!’
            Hari-hari pun berlalu, liburan tinggal beberapa hari lagi. Mereka tak berhenti saling mengirimkan surat. Kesepakatannya, mereka akan bertemu di Menara N Seoul tepatnya di gunung Namsan, Seoul pukul 10 pagi. Sepertinya Seohyun sudah tak sabar dengan liburannya, bahkan ia telah mengemas barang-barang ke dalam ransel yang akan di bawanya.
            Tanggal 8 April 2010 , pukul 7 pagi Seohyun berpamitan pada Umma, Appa, Yoona-eonnie, Dongahe-oppa, dan Sulli di Bandara Chongju AB. Sepanjang perjalanan, Seohyun memikirkan betapa senangnya bila ia bertemu dengan Minho nanti.
            Pukul 9 pagi Seohyun sudah sampai di bandara Seoul Gimpo International. Dari bandara, ia menaiki Taxi menuju Menara N Seoul. Tepat jam 10, ia sampai di Menara N Seoul. Disana cukup ramai, jadi sepertinya ia harus berkeliling untuk mencari Minho. Setelah setengah jam berkeliling, ia tidak melihat Minho ataupun orang yang mirip dengan Minho. Ia pun memutuskan untuk makan di kedai sekitar Menara N Seoul. Ia mengambil tempat duduk dekat dengan jendela yang menghadap keluar. Pemandangan diluar membuatnya melamun, saat pelayan datang ia kaget karena pelayan tadi tak sengaja menjatuhkan tas Seohyun. Pelayan itu pun meminta maaf atas kejadian tadi, tapi Seohyun tidak merespon apapun. Itu karena ia menemukan secarik kertas yang terjatuh di lantai tepat saat tasnya terjatuh, padahal ia sama sekali tidak memasukkan kertas apapun kecuali kartu nama Siwon-appa. Saat ia membuka kertas tersebut..
Seohyun, kau terlihat sangat cantik memakai dress putih dan topi itu. Maaf aku tidak bisa menepati janjiku, aku telah membohongimu selama ini. Hari ini kau harus tahu semuanya. Temui aku di  Severance Hospital. Ini adalah surat terakhirku.
hey.. bagaimana dia tahu aku memakai dress biru dan topi ini? ada apa ini? Apa Minho mempermainkanku? Tapi sepertinya ini serius’ pikir Seohyun.
            Ia pun bergegas pergi ke  Severance Hospital. Sesampainya disana ia membuka tas untuk mengambil surat dari Minho tadi, tetapi surat itu hilang entah kemana. Ia pun masuk ke dalam Rumah Sakit tersebut tetapi ia bingung apa yang harus dilakukan olehnya . Akhirnya ia bertanya pada suster apakah ada pasien bernama Minho dirawat disana. Setelah dicari, ternyata Minho memang tercantum sebagai pasien. Seohyun pun segera mencari ruang rawat Minho. Akhirnya ia menemukan ruang rawat Minho, ia diam sejenak di depan pintu dan berusaha untuk tenang. Setelah tenang, ia segera mengetuk pintu.
‘silahkan masuk’ sahut wanita yang ada di dalam.
            Betapa kagetnya Seohyun saat melihat keadaan Minho. Selang-selang mengerikan terlihat sebagai perantara antara tubuh Minho dengan alat-alat yang asing dimata Seohyun. Teyeon-eonnie menghampiri Seohyun, memeluknya, dan berkata..
‘Seohyun, aku rindu padamu. Begitu juga dengan Minho. Bagaimana kabarmu? Kau bisa lihat keadaan Minho sekarang, aku tahu kau sangat kaget begitupun aku, walaupun ini sejak 10 bulan yang lalu tetap saja aku tidak bisa menerimanya’ujar Taeyeon-eonnie.
‘Tunggu, tadi kau bilang apa eonnie? 10 bulan yang lalu?’ kata Seohyun bingung.
Iya, 10 bulan yang lalu. Aku memang belum mengabarkanmu tentang ini. Saat Minho masih sadarkan diri, ia berpesan agar aku tidak memberitahukan keadaannya padamu, karena ia pikir keadaannya akan membebani pikiranmu dan sepertinya ia tak mau kau sedih karenanya’ kata Taeyeon-eonnie meminta maaf.­
            Akhirnya, Taeyeon eonnie menceritakan apa yang terjadi 10 bulan lalu..
‘10 bulan yang lalu tepatnya tanggal 2 Juli 2009, kejadian itu terjadi. Seperti biasa, pagi itu, Minho berangkat ke kampus barunya, Universitas Yonsei. Aku beraktivitas seperti biasa. Tiba-tiba, teman Minho meneleponku dan memberitahukanku bahwa Minho mengalami kecelakaan hebat dan dibawa ke Nagoya Daini Red Cros Hospital. Aku pun segera memberitahu Sooyoung-umma dan Siwon-appa, mereka pun langsung membeli tiket penerbangan dari bandara di Washington D.C menuju Seoul.  Melihat keadaan Minho yang sangat kritis, dokter disana sudah angkat tangan, akhirnya kami pun meminta kepada perawat agar Minho dipindahkan saja ke Red Cross Hospital, karena alat-alat di rumah sakit ini lebih lengkap, mungkin bisa membantu dan meringankan keadaan Minho. Dan sejak itu Minho koma sampai saat ini. Setelah 3 bulan disini, Sooyoung-umma dan Siwon-appa kembali ke Amerika untuk melanjutkan pekerjaannya.’ cerita Taeyeon.
            Setelah mendengarkan cerita dari Teyeon-eonnie, Seohyun pun mendekati tempat tidur Minho. Ia sangat berhati-hati saat mendekati tempat tidur Minho, karena sangat banyak alat-alat yang tersambung dengan tubuh Minho. Perlahan, Seohyun pun menitikan air mata, ia sungguh tidak percaya dengan apa yang terjadi dan ia lihat sekarang. Sementara itu ia berpikir, lalu selama setahun ini aku berkirim surat dengan siapa? Siapa yang mengirim surat saat aku berada di Menara N Seoul? Jika itu Minho, dimana sesungguhnya ia berada? Bukankah ia sedang koma dan tak sadarkan diri sejak 10 bulan yang lalu?. Lalu Seohyun membisikkan sesuatu pada telinga Minho..
hey! Bangunlah Flaming Charisma Boy! Apa kau tak rindu padaku? Apa kau tidak rindu pada dunia ini? Disana kau makan dan minum dengan baik kan? ’bisik Seohyun.
            Selama 10 hari Seohyun di Seoul, ia hanya menghabiskan waktu di Red Cross Hospital untuk menhaga Minho, menggantikan Taeyeon-eonnie untuk sementara waktu. Tetapi, ia harus kembali pulang ke rumah karena penyakit jantung Leeteuk-appa tiba-tiba kambuh. Tanggal 18 April 2010, ia berpamitan kepada Taeyeon-eonnie. Pagi harinya, Ia berangkat dari bandara Seoul Gimpo International menuju Cheongju dengan berat hati, ia tidak ingin meninggalkan Minho juga Taeyeon-eonnie. Setelah 3 jam perjalanan, ia pun sampai ke rumah.
            Dua hari sejak kepulangan Seohyun dari Seoul tepatnya tanggal 20 April 2010, ia merasa sangat galau dan perasaannya tidak menentu. Seharian, ia hanya berdiam diri di kamar. Tiba-tiba ia teringat dengan Minho, ‘bagaimana keadaan Minho sekarang ya? Kenapa tidak ada kabar dari Taeyeon-eonnie?’ pikir Seohyun. Lamunannya buyar ketika Yoona-eonnie memanggilnya..
‘Seohyun, ada telepon dari Taeyeon-eonnie, ia ingin berbicara padamu’ sahut Yoona-eonnie.
Saat Seohyun turun dari kamarnya, disana sudah ada Yuri-umma, Leeteuk-appa, Sulli, Yoona-eonnie dan Donghae-oppa. ‘hey tampaknya mereka sedang bersedih’ pikir Seohyun. Ia pun langsung mengangkat telepon.
‘Seohyu, apa kabar? Tadi malam keadaan Minho di puncak kritis, detak jantungnya makin melemah dan beberapa menit yang lalu, Minho pergi dengan tenang...’ ujar Taeyeon-eonnie.
            Seohyun sungguh tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi. Ia pun menangis dan lari ke kamarnya, ‘Ini pasti mimpi ! Saat aku bangun besok semua akan kembali normal!’ kata Seohyun. Namun, saat ia berusaha untuk tidur, ia tak bisa tidur. Yoona-eonnie pun masuk ke dalam kamar Seohyun. Yonna-eonnie berusaha agar Seohyun percaya bahwa Minho sudah tidak ada. Akhirnya, Seohyun pun percaya bahwa Minho sudah meninggal dunia. Yoona-eonnie memberitahukan Seohyun bahwa mereka sekeluarga akan menghadiri upacara pemakaman Minho, di Pemakaman Asing Yanghwajin di Mapo-gu.  Keesokan harinya mereka pergi ke Pemakaman Asing Yanghwajin di Mapo-gu tersebut.
            Sesampainya di Pemakaman, Seohyun tidak berbicara sepatah kata pun. Ia benar-benar  tak percaya bahwa Minho akan pergi meninggalkannya secepat ini. Setelah upacara pemakaman selesai, Seohyun pun mendekati pusara Minho, tempat peristirahatan terakhirnya, dan berkata...
‘selamat jalan Choi Minho si Flaming Charisma Boy, semoga kau makan dan minum dengan baik disana dan semoga kau bahagia disana! Oh iya, jangan lupa kirimi aku surat dari Surga’ bisik Seohyun pada batu nisan Minho.